Wednesday, April 16, 2025

Seni Ukir Jepara









Dalam catatan sejarah ukiran kayu khas Jepara sudah ada sejak zaman pemerintahan Ratu Kalinyamat yaitu sekitar tahun 1549 M. Perkembangan seni ukir di daerah Jepara dikembangkan oleh anak perempuan dari Ratu Kalinyamat. Namanya adalah Ratu Retno Kencono, memiliki peranan yang besar pada seni ukir kayu di daerah Jepara pada kala itu.

Pada zaman itu kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat ditambah dengan adanya seorang menteri. Bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah Belakang Gunung diceritakan terdapat sekelompok pengukir yang bertugas melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan. Singkat cerita dengan terus berkembangnya kelompok pengukir dan masuk pada era Raden Ajeng Kartini. Dengan mengambil peran dalam mengembangkan seni ukir kayu di daerah Jepara.


Terkenalnya Ukiran Khas Jepara.

Hal ini bermula pada saat Raden Ajeng Kartini melihat para kelompok pengrajin seni ukir kayu Jepara tidak beranjak dari kemiskinan. Tidak adanya peningkatan ekonomi yang didapat dari produk ukir kayu, membuat batin dari Raden Ajeng Kartini terusik.

Pada akhirnya Ia berinisiatif untuk mengajak beberapa pengrajin sayang belakang gunung untuk bersama-sama membuat ukiran. Seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cindera mata lainnya. Kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta) sehingga, diketahuilah karya seni ukir khas dari Jepara. Pesanan pun banyak datang dan hasil produksi pengrajin seni ukir Jepara pun bertambah jenisnya. Sementara itu, Raden Ajeng Kartini pun mulai memperkenalkan karya seni ukir Jepara ke luar negeri.

Dengan cara memberikan berbagai cindera mata kepada teman-teman dari luar negeri yang datang berkunjung ke Indonesia. Hasil penjualan dikurangi dengan biaya produksi dan diserahkan secara utuh kepada para pengrajin yang dapat menaikkan taraf hidup mereka.

Pada akhirnya ukiran kayu khas Jepara semakin terkenal dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini. Keaslian dan juga kualitas dari produk yang dihasilkan memiliki kondisi dan kualitas yang baik. Seiring mengikuti perkembangan zaman sehingga, ukiran kayu khas Jepara terus berkembang dengan berbagai inovasi dari pengrajinnya.


Motif Ukiran Kayu Khas Jepara.

Motif atau ragam hias dari seni ukir kayu khas dari daerah Jepara merupakan ekspresi dari bentuk-bentuk tanaman, tumbuhan yang menjalar. Dimana tiap ujung relung menjumbai daun-daun krawing yang sangat sangat dinamis. Membuat ukiran kayu serasi dengan motif lain yang dipadukan dalam satu media kayu. Motif atau ragam hias dari ukiran kayu khas Jepara pada umumnya terdiri dari Tangkai Relung, Jumbai (ujung relung), dan Trubusan.

Seiring perkembangan zaman dan minat konsumen terhadap beberapa motif. Pembuatan dari pengrajin ukir kayu Jepara sudah mulai mengembangkan banyak motif ukir pada produk kerajinannya. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga minat konsumen terhadap kerajinan ukir kayu dari daerah Jepara.

Secara makna makna motif dari ukiran kayu khas Jepara adalah memiliki sifat penyusuaian (akomadtif). Untuk menjaga keterpaduan, kesimbangan, dan keselarasan dalam lingkungan hidup masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat atau suku Jawa menyukai keselarasan dalam hidup. Menjadikan kerajinan dari seni ukir sebagai wujud dari sebuah sikap yang menunjukkan kepribadian.


Keunggulan Dari Ukiran Kayu Khas Jepara.

1. Inovasi Dari Pengarajin

Inovasi ini muncul seiring dengan perkembangan zaman dimana, motif ukiran kayu Jepara pasti memiliki motif baru. Dimana semua motifnya menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan minat konsumen atau bahasa yang paling mudah adalah mengikuti trend.

Kalau dulu ukir-ukiran Jepara kebanyakan bermotif rumit (klasik), kini di era modern motif dan model ukiran Jepara dibuat lebih sederhana. Tujuan dari modernisasi motif ukiran adalah untuk lebih menonjolkan kesan minimalis sesuai dengan model yang banyak digemari saat ini.

2. Tampilan Ukiran Kayu Khas Jepara

Tampilannya juga selalu diperhatikan terutama dalam pemilihan jenis kayu dan juga kualitas kayu. Hal ini bertujuan bukan hanya mempercantik tampilan kayu tapi, juga kekuatan dari kayu. Agar produk kerajinan ukir kayu yang dihasilkan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

3. Pengrajin Profesional

Dalam menghasilkan produk yang bernilai jual dan estetika yang tinggi dibutuhkan pengarajin yang profesional dalam bidang seni ukir. Memiliki jiwa seni yang tinggi yang membuat ukiran kayu dari daerah Jepara terus mengalami perkembangan. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan motif yang baik dengan proses pembuatan yang presisi dan detail. Tentunya hal ini tidak lepas dari keahlian, ketelatenan, dan juga inovasi dari para pengarajin ukiran kayu khas Jepara.

1 comment:

Rumah Adat di Papua

Keunikan budaya Papua tidak hanya terletak pada pakaian adatnya. Rumah adat asli Papua juga memiliki keunikan tersendiri. Sama ciri khasnya,...